Persatuan Bangsa Indonesia
PBI lahir di Surabaya pada bulan Januari 1931 sebagai hasil reorganisasi Indonesische Studieclub, mengingat makin rumit dan makin meluasnya permasalahan yang ditangani klub belajar yang dipimpin oleh Dr Sutomo itu. Tujuan kerjanya adalah memajukan rakyat dan tanah air atas dasar nasionalisme Indonesia. Pada tahun 1932 PBI telah menambah cabangnya dari 15 menjadi 30 dan memiliki pengaruh cukup besar di kalangan masyarakat.
PBI mengusahakan penyediaan lapangan kerja; meningkatkan kerajinan rakyat, perdagangan dan industri, pertanian, koperasi, pendidikan dan peningkatan kesehatan rakyat.
PBI menghasilkan lembaga-lembaga penting seperti poliklinik, Gedung Nasional Indonesia, bank desa, Bank Nasional Indonesia dan sejumlah koperasi.
Sewaktu masih berbentuk klub studi, pada tahun 1930 PBI mendirikan Persatuan Koperasi Indonesia dan sebuah kamar dagang bernama Majelis Saudagar. Pada tahun 1932 PBI mendirikan Kahuripan, sebuah badan pelengkap dan pengawas, sebuah kantor penyimpanan, dan sebuah kantor pertukaran. Pada tahun yang sama PBI mendirikan Lembaga Rukun Tani yang pada tahun 1933 telah memiliki 158 cabang. Pada tahun 1935 PBI mendirikan Rukun Pelayaran Indonesia (koperasi kaum nelayan). PBI juga mendirikan Lembaga Perguruan Rakyat, menerbitkan surat kabar Suara Umum, mendirikan asrama perempuan dan asrama mahasiswa.
Berkaitan dengan pemerintah kolonial Belanda, PBI berpendirian bahwa masalah kooperasi dan nonkooperasi bukanlah hal yang sangat prinsipil. Organisasi membebaskan anggotanya memilih sikap atas nama pribadi.
PBI dan Budi Utomo saling mengadakan pendekatan untuk berfusi. Pada tahun 1935 mereka meleburkan diri dan mendirikan Partai Indonesia Raya (Parindra)(Masy huri, 2003: 126-127).
Komentar
Posting Komentar