Partai Islam Indonesia (PARII)
PARII lahir sebagai reaksi terhadap skorsing PSII terhadap Dr Soekiman dan kawan-kawan pada tahun 1932. Cabang-cabang yang tidak menyetujui tindakan PSII itu membentuk panitia yang disebut Persatuan Islam Indonesia dengan dasar Islam, nasionalisme dan swadaya. Panitia ini bekerjasama dengan PSII Merdeka Yogyakarta membentuk Partai Islam Indonesia (PARII) di bawah pimpinan Dr Soekiman dan Wali Alfatah.
Selama setahun sejak berdirinya, PARII tidak melakukan kegiatan sampai muncul kembali pada tahun 1938 dengan singkatan baru PII dengan tokohnya antara lain Wiwoho, Dr Soekiman, Ahmad Kasmat, Wali Alfatah, Kiai Mas Mansoer, Kiai Haji Hadikoesoemo, Abdul Kahar Muzakkir, Kiai Haji Faried Ma'roef dan Haji Muhammad Rasjidi. Pendukung utama partai ini adalah kalangan Muhammadiyah (Effendi, 2004: 201).
Selama setahun sejak berdirinya, PARII tidak melakukan kegiatan sampai muncul kembali pada tahun 1938 dengan singkatan baru PII dengan tokohnya antara lain Wiwoho, Dr Soekiman, Ahmad Kasmat, Wali Alfatah, Kiai Mas Mansoer, Kiai Haji Hadikoesoemo, Abdul Kahar Muzakkir, Kiai Haji Faried Ma'roef dan Haji Muhammad Rasjidi. Pendukung utama partai ini adalah kalangan Muhammadiyah (Effendi, 2004: 201).
Komentar
Posting Komentar