Bangsa Melayu dan Jawa di Srilanka
Bangsa Melayu di Srilanka selain yang datang dari semenanjung Malaka, mayoritas dari mereka adalah yang berasal dari Indonesia khususnya orang Jawa. Dikenal dengan sebutan setempat Ja-minissu (orang Jawa) mereka datang ke Srilanka secara bertahap dan bergelombang. Orang-orang Jawa gelombang pertama adalah ketika raja Jawa yaitu raja Chandrabanu menduduki Srilanka sekitar abad ke 13 dengan membawa pasukan. Banyak dari pengikutnya kemudian menikah dengan penduduk setempat dan tinggal menetap di negara ini.
Bukti sejarah kekuasaan Jawa dapat dilihat dari nama-nama daerah yang menunjukkan peninggalannya seperti Java Patnam (Jaffna) semenanjung yang menghubungkan dengan Nusantara, Java Kachcheri (Chavakachari) artinya pemukiman Jawa, Ja-ella dan Hambantota (pulau hamba). Ada pula Chavahakottai sebagai bekas kekuasaan Chandrabhanu yang sempat berkuasa di Srilangka utara dalam waktu singkat.
Dalam bahasa Tamil kata Javar yang berarti Jawa digunakan untuk semua wilayah Nusantara atau apa yang sekarang kita kenal sebagai Asia Tenggara atau ASEAN (Codrington, Short History of Sri Lanka : Dambadeniya and Gampola Kings (1215-1411).
Caedes dalam The Indianized states of Southeast Asia (1968) mengatakan bahwa Chandrabhanu adalah raja Tambralinga di Semenanjung Malaya yang kini masuk wilayah Thailand. Chandrabhanu adalah salah satu raja bawahan Sriwijaya yang memberontak saat Sriwijaya mengalami pasang surut di abad 13. Pada abad 14 Tambralinga menyerah pada Kerajaan Melayu Sumatra yang didukung Majapahit. Baru pada tahun 1365 kekuasaan Nakorn Sri Dharmaraja atau Dharmanagari diakui Majapahit sebagaimana tertulis pada Negarakretagma dan kemudian Tambralingga masuk ke dalam wilayah Kerajaan Siam.
Bukti sejarah kekuasaan Jawa dapat dilihat dari nama-nama daerah yang menunjukkan peninggalannya seperti Java Patnam (Jaffna) semenanjung yang menghubungkan dengan Nusantara, Java Kachcheri (Chavakachari) artinya pemukiman Jawa, Ja-ella dan Hambantota (pulau hamba). Ada pula Chavahakottai sebagai bekas kekuasaan Chandrabhanu yang sempat berkuasa di Srilangka utara dalam waktu singkat.
Dalam bahasa Tamil kata Javar yang berarti Jawa digunakan untuk semua wilayah Nusantara atau apa yang sekarang kita kenal sebagai Asia Tenggara atau ASEAN (Codrington, Short History of Sri Lanka : Dambadeniya and Gampola Kings (1215-1411).
Caedes dalam The Indianized states of Southeast Asia (1968) mengatakan bahwa Chandrabhanu adalah raja Tambralinga di Semenanjung Malaya yang kini masuk wilayah Thailand. Chandrabhanu adalah salah satu raja bawahan Sriwijaya yang memberontak saat Sriwijaya mengalami pasang surut di abad 13. Pada abad 14 Tambralinga menyerah pada Kerajaan Melayu Sumatra yang didukung Majapahit. Baru pada tahun 1365 kekuasaan Nakorn Sri Dharmaraja atau Dharmanagari diakui Majapahit sebagaimana tertulis pada Negarakretagma dan kemudian Tambralingga masuk ke dalam wilayah Kerajaan Siam.
Komentar
Posting Komentar