Masa Kekuasaan Daendels dan Raffles di Jawa
Meski dalam waktu yang singkat gagasan Revolusi Perancis dan Pencerahan Inggris sampai di Jawa ketika Gubernur Napoleonis bernama Marsekal Daendels (1807-1811) diganti oleh Gubernur Inggris Stamford Raffles (1812-1816).
Pada tahun 1807 Napoleon mengirim Marsekal Daendels ke Jawa untuk mempertahankann ya dari Inggris. Dikenal sebagai Mareskalek Guntur (Mas Galak), Daendels menimbulkan kepahitan di pedesaan Jawa. Marshall Helman Willem Daendels memaksa membuat jalan (dari Anyer sampai Panarukan) dan benteng dan kerja paksa. Pengecoran logam di Semarang diubah menjadi pabrik peluru. Modalnya didapat dari tanah negara yang dijual kepada Belanda dan Cina dan kemudian disebut sebagai tanah partikulir. Raja Jawa tersinggung saat marsekal meminta tanah, uang dan jalan masuk hutan jati.
Pada bulan Agustus 1812 Inggris menyerang Jawa menaklukkan pemerintahan Franko-Belanda menyerbu keraton Yogyakarta dan mengirim kakek Pangeran Dipanegara (Sri Sultan Hamengkubuwana II) ke pengasingan di Penang, Malaysia (Carey, 2002: 112; Azhar 2008:vi).
Stamford Raffles menjadi Letnan Gubernur di Jawa pada usia 30 tahun setelah Inggris mengambil alih jajahan atas nama raja Belanda yang diasingkan tahun 1811. Raffles melesat sebagai wakil Gubernur Jendral Negara India untuk kerajaan Melayu. Di Jawa ia mencoba membuat Jawa sebagai jajahan modern. Ia menulis History of Java dan anti perbudakan.
Pada tahun 1807 Napoleon mengirim Marsekal Daendels ke Jawa untuk mempertahankann
Pada bulan Agustus 1812 Inggris menyerang Jawa menaklukkan pemerintahan Franko-Belanda menyerbu keraton Yogyakarta dan mengirim kakek Pangeran Dipanegara (Sri Sultan Hamengkubuwana II) ke pengasingan di Penang, Malaysia (Carey, 2002: 112; Azhar 2008:vi).
Stamford Raffles menjadi Letnan Gubernur di Jawa pada usia 30 tahun setelah Inggris mengambil alih jajahan atas nama raja Belanda yang diasingkan tahun 1811. Raffles melesat sebagai wakil Gubernur Jendral Negara India untuk kerajaan Melayu. Di Jawa ia mencoba membuat Jawa sebagai jajahan modern. Ia menulis History of Java dan anti perbudakan.
Inggris mengembalikan kepemilikannya atas Indonesia pada Belanda pada tahun 1816, kecuali Bengkulu yang akhirnya diserahkan sebagai pengganti Melaka dalam perjanjian London tahun 1834. Pengaruh VOC melalui kekuatan niaga hilang. Keuntungan kolonial Belanda lebih banyak datang dari tanah pertanian daripada perdagangan sehingga diperlukan pengawasan lebih besar.
Raffles kesal ketika Jawa kembali dikuasai Belanda. Saat menjadi Gubernur Bengkulu ia melanjutkan usaha memperluas pengaruh Inggris di koloni lada Inggris di Bengkulu. Di sana ia mengekang perbudakan, menata pertanian, meluncurkan Malayan Miscellanies, memprakarsai ekspedisi ke Pasemah, Minangkabau, Batak dan Nias, menandatangani perjanjian dengan Aceh, membangun Singapura sebagai pangkalan tetap Inggris. Akhirnya ia menyalin banyak naskah, mendirikan tempat untuk mempelajari dunia Melayu di Inggris dan Eropa pada umumnya (Reid, 2002:109).
Belanda melihat Raffles sebagai pemicu kekacauan dan beberapa pangeran Mataram melihatnya sebagai penyerang yang kejam. Rezim Raffles dicatat oleh Ricklefs (1993) sebagai "suatu revolusi jajahan, kebijakan baru yang disebut asumsi Eropa atas kedaulatan dan wewenang administratif Jawa yang bertujuan menggunakan, menyusun kembali atau menghancurkan lembaga pribumi semau-maunya."
Raffles kesal ketika Jawa kembali dikuasai Belanda. Saat menjadi Gubernur Bengkulu ia melanjutkan usaha memperluas pengaruh Inggris di koloni lada Inggris di Bengkulu. Di sana ia mengekang perbudakan, menata pertanian, meluncurkan Malayan Miscellanies, memprakarsai ekspedisi ke Pasemah, Minangkabau, Batak dan Nias, menandatangani perjanjian dengan Aceh, membangun Singapura sebagai pangkalan tetap Inggris. Akhirnya ia menyalin banyak naskah, mendirikan tempat untuk mempelajari dunia Melayu di Inggris dan Eropa pada umumnya (Reid, 2002:109).
Belanda melihat Raffles sebagai pemicu kekacauan dan beberapa pangeran Mataram melihatnya sebagai penyerang yang kejam. Rezim Raffles dicatat oleh Ricklefs (1993) sebagai "suatu revolusi jajahan, kebijakan baru yang disebut asumsi Eropa atas kedaulatan dan wewenang administratif Jawa yang bertujuan menggunakan, menyusun kembali atau menghancurkan lembaga pribumi semau-maunya."
Raffles mengubah sistem tanam paksa (cultuur stelsel) menjadi pajak bumi (landrente). Dia mengubah sistem berkendara dari sistem Belanda menjadi seperti di Inggris, yaitu menggunakan jalur kiri. Raffles membagi Tanah Jawa ke dalam 16 karesidenan serta mengurangi jabatan bupati. Kesultanan Banten dihapus. Kesultanan Cirebon diserahkan ke kolonial Inggris (Azhar, 2008: vi).
Untuk mengobati rasa kecewanya karena harus melepas Pulau Jawa ia membangun Singapura.
Untuk mengobati rasa kecewanya karena harus melepas Pulau Jawa ia membangun Singapura.
Komentar
Posting Komentar