Pemilihan Umum Daerah 1957-1958


Selama paruh kedua tahun 1957 dan awal tahun 1958, Indonesia mengadakan Pemilu Daerah untuk memilih anggota DPRD tingkat Provinsi dan tingkat Kabupaten. Meskipun banyak hambatan karena diberlakukannya Undang-undang Darurat, Pemilu Daerah berhasil dilaksanakan dengan baik di Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Dari antara empat partai politik besar yang bersaing dalam Pemilu 1955 untuk memilih anggota DPR dan Majelis Konstituante, PKI adalah satu-satunya partai yang memperoleh kenaikan jumlah suara. Hal itu menandakan meningkatnya popularitas PKI (Wardaya 2008 : 161).

Hal ini memperbesar tekad tentara dan kaum sipil yang anti-komunis untuk mengakhiri sistem yang lama. PKI merupakan satu-satunya partai yang mempunyai suatu organisasi rakyat akar rumput yang aktif. Organisasi tersebut telah mengkampanyekan pelaksanaan demokrasi terpimpin gagasan Sukarno, land reform, dan penghapusan korupsi. 

Di Jawa perolehan suara PKI adalah 37,2%, lebih tinggi daripada jumlah suara yang diperolehnya pada Pemilu tahun 1955. Kebanyakan dukungan baru tersebut berasal dari para pemilih PNI.

Di Jawa Barat, Masyumi memperoleh tempat pertama disusul PKI dan PNI. Di Jawa Tengah PKI memimpin dengan 34%, NU 29%, PNI 26% dan Masyumi 11%. PNI hanya menang di satu kabupaten. Di Jawa Timur NU berada di tempat pertama, PKI di tempat kedua dan PNI di tempat ketiga (Ricklefs, 2005 : 514-515).

Para pemimpin PKI merasa bangga dengan hasil-hasil Pemilu tersebut. Perolehan suara yang besar di Jakarta, kata Aidit, adalah pertanda akan suatu kenyataan yang amat jelas bahwa rakyat Indonesia kini sedang bergeser ke kiri. 

Presiden Sukarno menganggap hasil perolehan suara PKI itu sebagai indikasi yang jelas bahwa PKI mesti memainkan peran yang lebih besar dalam pemerintahan. Sementara Angkatan Darat dan banyak kalangan sipil anti-komunis menanggapinya secara berbeda. Mereka takut bahwa bila langkah-langkah tertentu tidak diambil, PKI akan dengan cepat menguasai pemerintahan. Ketakutan yang sama juga dirasakan oleh AS (Wardaya, 2008 : 161).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

B.M. Diah

PSII di Zaman Jepang

UNCI (United Nations Commission on Indonesia)